Hai.
Apa kabar?
Aku dengar kamu sedang liburan.
Bagaimana perjalananmu, apakah menyenangkan? Apakah kamu pusing? Aku dengar jalanan sedang ramai-ramainya saat ini.
Semoga kamu tak bosan berada di mobil, berdesakkan dengan keluarga kecilmu yang menyenangkan.
Ini aku.
Masih ingat?
Aku yang selalu mengganggu malammu.
Yang selalu membuat malammu menjadi berisik dengan suara-suaraku.
Yang selalu mengganggumu dengan pertanyaan monoton yang paling kamu benci itu. Masih ingat?
Tapi, mungkin sekarang bukan pertanyaan itu yang paling kamu benci.
Melainkan aku.
Iyakan?
Boleh aku bertanya?
Kenapa tiba-tiba hilang?
Kenapa tiba-tiba berhenti?
Kenapa tiba-tiba menjadi asing kembali?
Apa aku salah?
Salahku apa?
Bolehkah aku minta maaf?
Atau bolehkah aku sogok kamu dengan action figure kesukaanmu agar kamu kembali?
Boleh aku katakan sesuatu?
Aku rindu.
Aku rindu dengan lelucon anehmu.
Aku juga rindu dengan suaramu.
Aku bahkan rindu dengan rambutmu, walau aku tak pernah menyentuhnya sekalipun.
Dan aku rindu denganmu.
Bolehkan aku rindu?
Apa sekarang sudah ada yang melarang?
Di sini dingin.
Dingin sekali.
Tempatmu bagaimana?
Dulu, kalau dingin, kamu selalu minta untuk aku peluk.
Sekarang, boleh gantian?
Boleh aku yang minta peluk?
Sekali saja.
Tapi jangan berhenti.
Jangan pernah berhenti.
Nanti aku kedinginan lagi.
Maaf.
Maaf karena kamu telat menyadari bahwa kamu telah membuang-buang waktumu bersamaku.
Maaf karena kamu telat menyadari bahwa tak ada gunanya meminta pelukan dari seseorang sepertiku.
Dan maaf,
Maaf karena aku yang tak pernah ingin pergi, yang membuatmu telat menyadari semuanya.
Terima kasih.
Terima kasih karena pernah mencoba untuk bertahan.
Terima kasih karena pernah ada walaupun kita sama-sama sependapat; Aku sangat menyebalkan.
Dan terima kasih,
Terima kasih karena pernah berusaha untuk mengerti segala hal yang ada dalam diriku.
Orang seperti kamu,
Kenapa harus berada di dunia ini?
Tidak pantas.
Dunia ini terlalu hina untuk orang seperti dirimu.
Semoga kamu terus bahagia,
Terus mendapatkan keberkahan di dunia yang menyedihkan ini,
Dan menemukan orang yang pantas untukmu,
Yang memang diciptakan hanya untukmu.
Salam Hormat,
Dari Aku,
Yang meminta izin untuk merindukanmu, sekali lagi.
P.S.: Laporan, aku masih belum menonton Star Wars, maaf ya.
P.P.S: Satu lagi, Aku ingin minta izin. Jika suatu hari aku melihatmu di Blok M, boleh ya, aku pegang rambutmu? Sebentar saja, habis itu aku janji kamu tak akan pernah melihatku lagi. Boleh ya?